Teluk pakedai di zaman penjajahan belanda merupakan
bagian dari kewilayaan kerajaan Kubu yang dibuka pada tahun 1768 M, di bawah
pimpinan Syaid Idrus Al Idrus bin Tuan Said Abdurrahman, adapun kekuasaannya
meliputi negeri Terentang, Kubu dan Muara Ambawang (Teluk Pakedai) kemudian
diteruskan Syaid Muhammad pada tahun 1823 M, Syaid Hasan pada tahun 1868 M dan
terakhir Syaid Abbas pada tahun 1900 M.
Adapun muara Ambawang (Teluk Pakedai) sebagian perwakilan
cabang kerajaan tersebut dipimpin Tuan Kubu Syarif Saleh sampai dengan tahun
1942 M berlokasi di Parit Sedepung yang bermuara ke sungai Encek Kedai.
Penduduk Teluk Pakedai mayoritas suku Bugis yang asal
pendatang dari Makasar untuk membuka kehidupan dan menetap untuk membuka lahan
perkebunan dan perladangan.
Pada permulaan Proklamasi kemerdekaan RI yang pertama
pada tanggal 17 Agustus 1945, di Kecamatan Teluk Pakedai yang terletak di Desa
Teluk Pakedai Hulu dan merupakan lembaran pemerintahan baru untuk Kecamatan Teluk
Pakedai yang dijabat oleh Camat Gusti
Tabura pada tahun 1945 hingga 1947.
Hingga pada tahun 2007 setelah Kabupaten Kubu Raya
terbentuk, Teluk Pakedai merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Kubu Raya (KKR)
Teluk Pakedai dengan jumlah penduduk 19.404 jiwa (data BPS 2012) mempunyai luas ±29.190m2
yang berbatasan dengan sebelah utara Kecamatan Sungai Kakap, sebelah Selatan Kecamatan
Batu Ampar, sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna, sedangkan sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kubu. Sedangkan Kecamatan Teluk Pakedai
mempunyai 14 Desa yang terdiri dari, Desa Sungai Nibung, Seruat Satu, Kuala
Karang, Tanjung Bunga, Teluk Gelam, Selat Remis, Teluk Pakedai Hulu, Teluk
Pakedai Dua, Teluk Pakedai Satu, Pasir Putuh, Madura, Sungai Nipah, Sungai
Deras dan Arus Deras.
@rnd2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar